Pages

Standupwrongway Fanfict JKT48 : Scholarship Love 2 (Part 4)

Friday 4 July 2014
Udah 3 hari gue gak ngehubungin Yuvi dan udah 3 hari pula gue menjauh dari Bene. Masih ada rasa kesal dikit sama Laptop gue yang rusak, tapi gue mencoba menerimanya dengan Ikhlas.

Hari-hari gue disibukan Nonton TV dan gue pun udah ngomong sama Dosen bahwa Laptop gue rusak sehingga Tugas-tugas belum terkumpul. Gue masih terpikirkan sama omongan Yuvi 3 hari lalu, gue yakin dia sekarang merasakan apa yang gue rasakan sekarang.


Gue mencoba merenung sambil menatap sale pisang yang panjang itu apa kesalahan gue selama ini. Gue rasanya ingin nelepon Yuvi tapi ada rasa gak enak sama Yuvi soalnya gue udah buat marah dia. Galau diantara 2 pilihan itu lebih sakit daripada kepala digetrok remote TV.

Akhirnya daripada gue galau-galauan kaya gini mendingan ke kamar si Bene. Siapa tau dia beli makanan yang banyak atau dia malah beli Lightstick lagi.

Gue memencet bel kamarnya.

"Eh lu cuy, ayo masuk." Kata Bene mempersilahkan gue masuk, Bene seperti tidak ada dendam ke gue.

"Ah Ben, gue minta maaf ya." Kata gue mencoba akrab kembali dengan Bene.

"Minta maaf apaan ? Lu gak ada salah sama gue, yang ada gue yang punya salah ke lu." Ujar Bene.

"Hehehe, Ben. Gue mau cerita." Kata gue.

"Cerita apaan ?" Tanya Bene tidak sabar.

"Gue lagi berantem sama Yuvi. Dia salah paham pas gue nelepon dia. Sekarang gue sama dia udah gak saling ngehubungin satu sama lain." Kata gue.

"Eh, kalau salah gue tolong maafin gue ya. Gue juga tau lu gak bisa Skype-an gara Laptopnya rusak kan. Aduh maafin gue ya." Kata Bene memohon, dia memohon maaf seperti Taubat nasuha.

"Gak ben lu gak salah, gue yang salah ngomong ke Yuvi." Kata gue. Bene pun terdiam sejenak seperti memikirkan sesuatu.

"Mungkin pacar lu juga ngerasain hal yang sama kaya lu. Lu gak ngehubungin dia juga gak ngehubungin.. Mungkin ini cara kalian berdua untuk nenangin diri." Kata Bene. Bene tumben bisa bijak kaya gini.

Setelah hampir 3 jam gue dikamar Bene ngobrolin masalah tadi. Gue pun pulang ke habitat, gue langsung tidur. Mungkin benar kata Bene "Saling gak ngehubungin satu sama lain itu adalah cara kalian untuk nenangin diri."

======

"Daf, hari ini jadikan ?" Kata Shania.

"Yaudah langsung ajah Shan. Mau kemana ?" Tanya gue.

"Terserah kamu deh, kan kamu yang ngajak aku." Ujar Shania.

"Okeee."

Gue hari ini menepati janji gue buat jalan sama Shania. Gue ngajak Shania jalan biar rasa Galau gue hilang dan gue akan membuat dia menyesal kenapa gak memilih gue. Gue suka membuat orang menyesal karena gue.

Akhirnya gue ngajak Shania ke Taman Moerenuma, Ya sekedar jalan-jalan di rumput hijau yang membentang luas sambil mengobrol ringan.

"Daf, gak apa-apa nih kita jalan berdua ? Aku gak enak sama Yuvi." Kata Shania sesampainya di Taman.

"Udah gak apa-apa. Lagian aku mau banget kesini, tapi gak ada temen. Hehehe." Kata gue sambil tersenyum salah tingkah.

Moerenuma Park sendiri adalah taman kota yang terletak di Higashi-ku, Sapporo, Jepang. Taman ini memiliki beberapa area bermain, lapangan olahraga, objek-objek lainnya yang dirancang oleh Isamu Noguchi, seniman Amerika Jepang. Pengunjung bisa memasuki Taman dan biaya untuk parkir kendaraan gratis. Pembangunan taman itu dimulai pada tahun 1988, dan dibuka pada tahun 2005. Kita berdua kesini mengggunakan Bis sekitar 25 menit dari Kanjō-Dōri-Higashi Station.

Shania pun mengaku bahwa ia baru pertama kali kesini, gue juga baru pertama kali kesini sehingga kalau keliling harus menggunakan buku panduan. Taman seluas 188 hektar ini gak mungkin kita berdua jelajahi semua. Akhirnya kita mengobrol di bukit yang ada bebatuan seperti tangga, kita berdua pun duduk.

"Daf gak apa-apa nih ? Aku gak enak sama Yuvi nih." Kata Shania sekali lagi mengutarakan perasaan tidak enaknya kepada Yuvi.

"Udah gak apa-apa. Lagian aku juga lagi berantem sama Yuvi." Kata gue mencoba jujur.

"Hah ? Kok bisa ?" Shania pun pun terkejut, ya memang gue sama Yuvi tuh gak pernah berantem selama 3 tahun ini.

"Dia salah paham disaat aku nelepon dia, aku juga yang salah karena keceplosan." Kata gue.

"Kamu emangnya ngomong apa sama dia ? Kok bisa keceplosan ?" Tanya Shania penasaran.

"Iya gimana ya. Hmmmmm." gue mencoba membuat dia penasaran.

"Ih yang bener daf." Kata Shania sambil mengguncang-guncangkan tangan gue.

"Aku bilang ke dia "Aku males kalau cuma teleponan." Dia langsung sensitif gitu bilang aku inilah, itulah." Jelas Gue. Itu hanya jawaban 1/4 dari sebenarnya, gue akan buat Shania lebih penasaran.

"Cuma itu ajah ? Ah bohong kamu pasti ada yang lain." Kata Shania.

"Iya kok cuman segitu." Seru gue.

"Sebenarnya Yuvi gak tau loh aku kuliah disini, Mungkin bisa ajah gara-gara aku kalian berdua bisa begitu. Kalau bener gara-gara aku maafin ya." Jelas Shania seperti meracau.

"Kok gara-gara kamu sih ? Kan Yuvi juga gak tau kalau kamu disini. Hahaha." Gue mencoba menenangkan suasana.

"Iya ya, Tapi kalau aku boleh cerita gak ?" Pinta Shania kepada gue, gue hanya mengangguk. Dia mulai bercerita.

"Waktu aku putus sama Dimas awal-awalnya sama kaya kamu sama Yuvi sekarang, Kita saling menjauh, seperti gak kenal satu sama lain. Waktu itu juga Dimas sibuuuuuuuuk banget sama karirnya, aku dibiarin lah, kaya gak dianggap pacarnya dia. Udah satu minggu kita berdua diam-diaman akhirnya aku mutusin dia. Dia juga sempat minta balikan tapi aku tolak. Jujur pas dia minta balikan aku cuma inget kamu Daf, tapi aku pada saat itu baru sadar kalau kamu udah sama Yuvi. Akhirnya aku memiliih untuk sendiri dan kuliah disini dan ternyata ada kamu juga. Aku gak tau harus seneng apa gimana. Hehehehe." Cerita Shania membuat gue bimbang antara Senang dan Bingung, senang karena dia menyesal dan gue bingung mau jawab apa.

"Shan, kamu itu cukup orang yang spesial yang mampir dihati aku, aku dulu juga udah suka sama kamu waktu pertama kali kenalan tapi kayanya kamu gak suka sama aku, terus pas konser pertama Dimas aku ngerasa cemburu kamu neriakin nama Dimas terus." Kata gue sambil menghela nafas. "Aku pada saat itu gak tau harus gimana, baca SMS kamu ajah yg isinya kamu sama Dimas jadian aku sakit hati. Tapi akhirnya ada Yuvi yang membuat aku mulai lupa sama kamu. Bukan, aku gak akan lupa sama kamu, tapi aku lupain semua perasaan sama kamu. Udah lama gak ketemu kamu eh ternyata kamu ada disini." Kata gue sambil menggengam erat tangannya. Rasa sayang sama Shania yang dulu hilang kini ada kembali, tapi gue gak mau mengecewakan Yuvi.

"Waktu pertama kali...." Belum gue melanjutkan cerita tiba-tiba Shania mencium pipi gue. Sebuah ciuman yang tiba-tiba itu membuat gue canggung. Gue gak tau harus gimana, akhirnya gue bales mencium pipinya Dia tersenyum lalu menggengam erat tangan gue dan berkata.

"Kamu adalah laki-laki yang cukup membuat aku menyesal." Kata-kata ini membuat hari ini terasa aneh, misi main-main yaitu membuat Shania menyesal ternyata berhasil.

"Kamu adalah perempuan yang pernah membuat hidupku lebih berwarna."  Gue membalas kata-kata Shania tadi.

Setelah mengobrol kita berdua pulang ke habitat masing-masing, Shania di Sapporo tinggal sama Tantenya, sementara gue ditelantarkan.

Malamnya gue berniat buat nelepon Yuvi. Entah apa yang terjadi nantinya, gue udah seminggu gak ngehubungin dia dan dia juga udah gak ngehubungin gue seminggu. Jadi sebagai cowok gue harus duluan, apa pun yang terjadi nantinya.

Setelah Berendam di air panas, gue langsung mengambil HP buat nelepon Yuvi tapi ada 2 misscall yang gak gue angkat dan ternyata itu Yuvi. Gue pun langsung menelepon balik.

"Halo Yuv, maaf ya tadi aku abis berendam. Capek seharian."

"Oh iya gak apa-apa. Daf. Maafin aku ya seminggu yang lalu aku marah-marah. Soalnya aku kangen sama kamu,"

"Iya aku uga kangen, harusnya aku yang minta maaf soalnya udah buat marah kamu, kamu lagi apa ?"

"Lagi nelepon kamu lah sayang. Kamu ?"

"Lagi nafas. Hehehe."

"Ih kalau di telepon jawabnya itu mulu."

"Hahaha engga aku lagi nonton TV ajah."

"Hmm... Kok otak kamu bisa jadi gesrek gitu ya..."

"Engga kok, kamu kali yang gesrek mikirin aku..."

"Hehehee. Iya aku gesrek gara-gara kamu, sayang."

"Huh ngaku juga kamu gesrek. Hahaha."

***

Setelah satu jam bercengkrama absurd, kita berdua janji gak berantem lagi. Selama seminggu tidak berkomunikasi sama Yuvi pun membuat gue teringat pada cerita Shania yang putus sama Dimas. Gue gak mau putus sama Yuvi, gue gak mau mengecewakan dia dan dia pun pasti gak mau mengecewakan gue.

Akhirnya hidup kembali damai, sekarang Bene udah jago wotagei. Dia juga suka mampir makan bareng di kamar gue sambil menonton DVD, ya menonton DVD adalah kegiatan gue seama tidak ada Laptop. Mungkin Bene tidak betah di kamarnya.

=======

Dua bulan pun berlalu, Gue pun ikut-ikutan wotagei kaya si Bene. Gue gak bisa mengimbangi kecepatan tangan Bene walaupun badan dia gendut. Gue pun gabung sama tim wotagei si Bene. Walaupun gue gak akrab-akrab banget sama teman-teman satu tim.

Gue pun udah punya Laptop baru yang lumayan bagus, Bene membayar setengah harga Laptop ini sementara sisanya dibayar pemerintah gue. Gue sama Yuvi pun sekarang udah bisa skype-an lagi, tatap tatap muka lagi walaupun jarak kita terbentang cukup jauh. Gue pun juga punya niat buat pergi ke Osaka dan bertemu Yuvi tapi masalah waktu yang tidak tepat, mungkin gue harus menunggu sampai musim dingin.

Di liburan musim gugur nanti juga gue bakalan pulang ke Indonesia, kebetulan kak Hanna ada disitu, mungkin dia bawa oleh-oleh yang enak. Jadi musim dingin lah waktu yang tepat buat gue ke Osaka. Gue iseng ngirim email ke Ruly sama Valdy. Ternyata Valdy sekarang ada di Jerman sementara Ruly masih di USA, mereka berdua memang hebat.

Musim gugur di Jepang itu jatuhnya awal September, Ditandai dengan mulai rontoknya dedaunan di pohon-pohon, dan berakhir panas dan lembab. Musim ini terkenal dengan daun yang berubah warna menjadi kuning, merah, oranye, dan disebut Momoji.

Festival yang diadakan pada musim ini yaitu Aki Matsuri (Festival Musim Gugur). Pada festival itu berbagai budaya Jepang di tampilkan. Seperti peragaan Kimono, seni bela diri, Chado (upacara minum teh, hingga pasar kaget yang menjual aneka makanan khas Jepang.

Sementara Musim Dingin jatuh pada awal Desember, ditandai dengan turunnya butir-butir salju. Di beberapa daerah seperti Hokkaido Utara, suhu udara bisa mencapai -20 derajat celcius. Rata-rata aktivitas orang-orang Jepang pada musim dingin adalah bermain ski, snowboard, dan ice skating. Serta Honsen/Hot spring (Pemandian air panas)

Di musim dingin ada Sapporo Yuki Matsuri yang diadakan di Sapporo, Hokkaido. Wisatawan dari dalam dan luar negeri berdatangan ke festival yang berlangsung selama seminggu di awal februari. Pada musim ini Orang Jepang biasanya bermain Ski, Snowboard, dan membuat boneka salju.

Jepang emang buat gue jatuh hati, entah kenapa gue jadi suka sama kedisiplinan orang-orang disini. Jepang lah yang membuat gue disiplin. Jepang lah yang buat gue mengerti hidup yang teratur. Jepang lah yang merubah gue buat gak boker lagi di depan TV.

To be continued

1 comment:

  1. Kata-kata dari ceritanya mirip kaya tulisan Bang Raditya Dika, apalagi yang bagian akhir tuh, khas banget. Tapi keren bro. Ditunggu chapter berikutnya. :D

    ReplyDelete