Pages

Standupwrongway Fanfict JKT48 : Scholarship Love 2 (Part 5)

Friday 11 July 2014
Musim gugur pun sudah tiba, ditandai dengan daun pepohonan yang memerah dan menguning dan gigi Bene yang semakin menguning. Gue rencana liburan musim gugur ini mau ke Indonesia, ketemu Nyokap sama Bokap. Gue juga udah bilang ke Yuvi dan dia bilang gak apa-apa. Setidaknya kepergian gue ke Indonesia untuk memohon menaikan uang jajan.

"Ben, lu liburan mau kemana ?" Tanya gue.

"Engga gue disini ajah, lagian orang tua gue mau datang kesini." Kata Bene, kalem.

"Anjir enak lu, kapan orang tua lu kesini ?"

"Lusa, lu mau liburan kemana ? Ke Osaka ?" Tanya Bene.

"Gak, gue mau ketemu orang tua gue." Jawab gue.

"Punya orang tua lu cuy ?"

"Anjir goblok lu. Punya lah." Gue sewot.

"Bawain gue dodol garut ya cuy." Kata Bene.

"Oke, rasa tai kucing ya!" Seru gue. Membalas candaan Bene tadi.

"Ah lu kampret!"



Setelah percakapan absurd tadi, gue langsung ngirim email ke Kak Hanna biar dia tau kalau gue mau ke Indonesia. Gue rencana pergi ke Indonesia lusa seiring dengan kedatangan orang tua Bene, yaitu Simpanse dan Kangguru.

Yuvi minta ke gue oleh-oleh makanan. Gak tau makanan apa, yaudah gue bawain makanan kucing Dodol ajah sama kaya Bene.

======

Sesampainya di Indonesia, tepatnya di Bandung. Gue langsung tidur karena tubuh gue udah remuk dimakan waktu. Gue dari Jakarta ke Bandung gak dijemput soalnya gue gak mau ngerepotin Bokap dan terpaksa gue harus naik Bis.

Gue rencana di Bandung mau jalan-jalan sama belanja oleh-oleh. Gue sama keluarga pun jalan ke Lembang buat refreshing dan menyambut kedatangan gue kesini.

Kak Hanna juga sempet ngajak ngobrol sama gue. Entah kenapa dia tiba-tiba mau ngobrol sama gue.

"Eh, kamu sama Yuvi gimana ?" Tanya Kak Hanna.

"Engga, baik-baik ajah." Jawab gue kalem.

"Ah bohong, kalian berantem seminggu kan ?" Kata Kak Hanna, gue bingung kenapa Kak Hanna bisa tau.

"Kok bisa tau sih ?"

"Yuvi itu adiknya temen aku tau! Hahahaha. Yuvi cerita ke aku. Tapi Yuvi gak tau kalau aku kakak kamu." Kata Kak Hanna.

"HAH! Kenapa gak bilang dari dulu ?" Gue kaget mendengar perkataan Kak Hanna tadi, disaat seperti ini gue berpikir bahwa dunia semakin sempit.

"Engga ah, ngapain bilang ke kamu. Hahaha." Tawa Kak Hanna.

Ketemu sama keluarga membuat gue melupakan sejenak masalah yang menerpa gue. Gue ada di Bandung sekitar 4 hari setelah itu gue langsung pulang ke Sapporo, Tapi mengetahui bahwa Yuvi suka cerita ke Kak Hanna membuat gue ingin sekali bertanya asal-muasal Yuvi kenal dengan Kak Hanna.

Ruly juga ternyata lagi di Bandung, gue gak tau dia ngapain di Bandung. Mungkin buka usaha tambal ban ? Gak tau. Gue pun berencana ketemuan sama Ruly di Balai Kota dan Ruly mengiyakan.

Sesampainya di Balai Kota gue mencari-cari Ruly dan ternyata dia sedang mengobrol dengan seseorang lelaki.

"Eh Rul!" Gue menepuk pundak Ruly. Ruly memakai jaket belang-belang putih-biru.

"Eh Daf, makin tua ajah muka lu." Kata Ruly.

"Ah tai lu rul." Kata gue sewot.

"Eh Daf nih kenalin temen gue. Namanya Chandra." Kata Ruly memperkenalkan temannya ini.

"Eh gue Chandra." Chandra mengulurkan tangannya.

"Iya, gue Robert." Gue menjabat erat tangannya. Gue merasa geli sendiri mengucapkan nama Robert.

"Eh kampret yang bener!" Kata Ruly sewot.

"Eh iye-iye gue Daffa. Kuliah ?" Tanya gue ke Chandra.

"Engga, udah kerja." Kata Chandra. "Eh gue duluan ya, mau kerja dulu."

"Eh buru-buru amat, yaudah hati-hati." Kata Ruly sambil menepuk pundak Chandra. Chandra pun segera pergi. Mungkin karena tepukan Ruly, Chandra mengira bahwa dia akan di Hipnotis. "Dia komikus Daf, dia jago gambar."

"Hmmmm. Buset. Tampangnya gak pas kalau jadi Komikus." Kata gue mengomentari tampang Chandra yang sepertinya sangat layak sebagai pemimpin Yakuza.

"Lu kesini naik motor ?" Tanya Ruly.

"Iyee, tuh gue minjem Astrea Legenda punya bokap." Kata gue samabil menunjuk ke arah motornya.

"Oh nanti gue pulang nebeng ya, gue tadi kesini bareng Chandra. Motor gue dipake Nyokap buat belanja." Kata Ruly.

"Okee."

Gue pun mengobrol santai dengan Ruly. Membicarakan waktu di Osaka, Kita bertiga sama Valdy pernah tawuran, gue bercerita tentang pengalaman di Sapporo sebaliknya Ruly juga menceritakan pengalamannya di Amerika. Ruly kerja di VOA, gue kurang tau dia kerja dibagian apa, tapi gak mungkin Ruly jadi OB disitu.

"Rul, lu sama Beby gimana sekarang ?" Tanya gue.

"Gak lancar-lancar ajah, lagian si Beby juga lagi kuliah di GWU. Gue juga suka main sama Ajen, sekedar main Game atau Nonton Bola." Kata Ruly. "Lu berantem ya sama Yuvi ?"

"Anjir, lu tau darimana ?" Tanya gue. Kok Ruly bisa tau ya.

"Valdy ngasih tau gue. Mungkin Yuvi cerita ke Valdy." Kata Ruly. Ternyata Yuvi sekarang udah berani curhat-curhatan, 3 Tahun lalu pas gue nembak dia, dia sama sekali malu buat curhat.

"Hmm iya sih, tapi gue yang mulai duluan kok.." Kata gue jujur.

"Mulai gimana maksudnya ?" Tanya Ruly.

Gue mulai menceritakan apa yang terjadi pada saat itu, disaat gue menelepon Yuvi hingga Laptop gue yang rusak gara-gara virus Flashdisk Bene.

"Sedih amat hidup lu." Kata Ruly.

"Engga juga, eh lu pulang ke Amerika kapan ?" Tanya gue.

"Minggu depan, lu kapan ?" Tanya Ruly balik.

"Lusa, hari ini gue mau beli oleh-oleh." Jawab gue.

"Eh anterin gue dulu pulang, males gue kalau naik Angkot." Seru Ruly.

"Oke."

Astrea Legenda ini gak boleh lecet sedikitpun kata Bokap gue dan gue merasa takut kalau motor ini dinaiki Ruly bakal lecet.

"Rul hati-hati ya, entar Motor ini lecet dinaikin lu, nanti Bokap gue marah." Kata gue.

"Anjir kampret lu, gue gak senajis itu. Ayo ah cepet." Kata Ruly.

Gue pun menyalakan si Astrea dan berjalan mengarungi macetnya kota Bandung. Sesampainya di rumah Ruly, gue langsung cabut ke Pasar Kosambi buat beli oleh-oleh. Gue beli oleh-oleh buat Bene, Yuvi, Shania, dan temen-temen lainnya. Gue janji mau beli dodol rasa tai kucing buat Bene, tapi niat itu diurungkan karena emang gak ada dodol rasa tai kucing itu.

========

"Anjir, udah jam 7 malam ajah. Gue udah tidur 15 Jam berarti." Kata gue dalam hati. Lagi-lagi gue harus mengalami Jet Lag, Gue memang gak terlalu suka naik pesawat. Gue udah sampai di Sapporo dan gak sempet ke kamar Bene dulu buat ngasih oleh-oleh karena gue udah capek berat.

Akhirnya gue memutuskan Mandi lalu Berendam sebentar buat ngilangin pegel-pegel di badan gue. Setelah gue mandi gue langsung ngambil Handphone dan nelepon Yuvi.

"Halo sayang ?" Kata gue membuka percakapan.

"Aaaaahhhh Daffa!" Kata Yuvi kegirangan. Gue gak tau Yuvi ini lagi seneng karena gue telepon atau lagi di Playground.

"Kamu lagi apa ?"

"Lagi nonton TV nih, nonton dorama sayang. Kamu ?"

"Lagi tiduran ajah."

"Kok kamu lemes sih Daf ? Sakit ?"

"Engga kok, aku abis capek ajah baru pulang dari Indonesia."

"Oh iya-ya. Daf aku kangen sama kamu."

"Iya aku juga kangen kamu sayang."

"Kalau kamu masih sibuk jangan maksain ketemu aku ya. Aku ngerti kok keadaan kamu gimana sekarang."

"Iya, tapi aku usahain bakal ketemu kamu kok. Eh kamu kok bisa kenal Kakak aku ?" Tanya gue.

"Kakak kamu ? siapa emangnya ?" Kata Yuvi. Mungkin Kak Hanna bohong sama gue, tapi sebenarnya Kak Hanna itu gak suka yang namanya bohong.

"Namanya Hanna."

"Oh Kak Hanna. Itusih temen kakak aku. Itu Kakak kamu ? Kok aku gak tau sih" Kata Yuvi.

"Hahahaha. Kamu sih yang gak nanya."

Setelah setengah jam kita berdua ngobrol. Gue memutuskan mendatangi kamar si Bene buat ngasih oleh-oleh yang gue bawa. Gue mengetok kamar si Bene lalu Bene keluar dengan tampang melas.

"Nih Ben dodolnya. Eh kamar lu berantakan amat. Ada siapa ?" Kata gue sambil mengintip kedalam.

"Makasih ya daf, ada temen gue. Ayo ah masuk." Kata Bene. gue langsung masuk dan melihat ada orang yang sedang menonton TV. Gue seperti kenal orang itu, makin sempit saja dunia ini.

"Valdy ?" Kata gue kepada orang itu.

"Eh elu Daf! anjir ngapain lu disini ?" Tanya Valdy seperti yang tidak percaya gue masih hidup. Gue langsung duduk di sebelah Valdy.

"Gue emang tinggal di Rusun ini. Kenapa emangnya ? Lu kok gak ngasih tau gue kalau kesini ?" Tanya gue.

"Iya gue lupa ngasih tau lu." Jawab Valdy kalem.

"Oh ternyata lu berdua udah saling kenal. Gila." Kata Bene keheranan.

"Gue lupa cerita ke lu Ben kalau gue punya peliharaan kaya Daffa disini." Kata Valdy.

"Anjing! Apaan lu!" Kata gue sewot.

"Hmmm, si Valdy ini orang yang ngasih tau gue program beasiswa ke Jepang." Jelas Bene sambil duduk dilantai. "Gue tau Valdy dari game."

"Oooohhhh."

"Eh Daf, lu sama Yuvi udah baikan ?" Tanya Valdy.

"Iya udah. Sebenarnya gue yang salah sih. Bukan dia." Kata gue.

"Ah kalau masalah itu lu berdua sama-sama salah. Lu salah ngomong ke Yuvi, sementara Yuvi nya juga salah paham sama omongan lu." Jelas Valdy. Bener juga jata Valdy.

"Hahaha iya sih." Kata gue kalem.

Kita bertiga ngobrolin tentang cewe mulu. Bene yang jomblo ajah ikut-ikutan, dia yang paling sok tau. Valdy juga cerita bahwa dia juga menjalani LDR sama Ayana. Sama kaya gue. Tapi bedanya, mereka berdua ini beda negara. Ayana di Inggris sementara Valdy di Jerman.

"Ayana ikut ayahnya ke Inggris terus kuliah." Kata Valdy sambil membuka toples isi nastar. "Sekarang dia ada di Rumah Shania."

Ternyata Ayana ada di rumah Shania. Jangan sampai Shania cerita ke Ayana tentang yang di taman itu. Nanti Ayana ngasih tau Yuvi bisa mampus gue.

Valdy sendiri di Jerman kerja sebagai Technical Writer sementara Ayana kuliah di Royal Holloway, University of London.

"Eh gue balik ke kamar dulu ya. Mau nonton DVD." Kata gue kepada Bene dan Valdy. Gue mencari alasan yang keren ajah buat balik ke kamar. Kan gak lucu ajah kalau gue bilang "Eh gue balik ke kamar dulu ya, Mau Berak nih. Udah nongol."

"Oh yaudah." Kata Bene.

Gue menutup pintu kamarnya dan gue langsung masuk kamar. Setelah menutup pintu, gue duduk-duduk sebentar dan tiba-tiba perut gue sakit, disebelah kiri. Entah apa yang membuat itu terjadi. Gue langsung BAB tapi gak ada hasilnya, tai nya gak keluar-keluar. Sakit perut ini disertai mual dan gak beberapa lama gue pun sukses muntah.

Gue mencoba berpikir secara rasional kenapa gue bisa begini. Makanan yang gue makan dipesawat tadi ? bisa jadi. Badan gue pun menjadi lemas dan kepala gue menjadi pusing.Gue pun memutuskan tenang dan tidur. Tidur dengan keadaan lemas dan pusing. Semoga gak terjadi apa-apa sama gue.

To be Continued.

3 comments:

  1. Anjrit mangkin koplak nih cerita :v

    ReplyDelete
  2. Kelanjutannya apakah Yuvi mengetahui bahwa kemaren kemaren Daffa jalan sama Shania. Kita tunggu saja :v

    ReplyDelete