"Eh Shan, kamu mau nonton konser si Dimas ga ?" Tanya gue.
"Nonton dong. Kamu ?" Balas dia. Gue juga sedikit cemburu karena ada kata "dong" yang di lontarkan dia.
"Iya nonton. Nanti bareng aku ya. :)"
"Iya Pasti kok!"
Akhirnya gue ngedatengin dia di tempat biasa. saat gue nyampe disana, gilaaaa ada bidadari kinclong bener aduh dengan seketika gue langsung keluar keringet dingin sambil nahan malu.
"Hai Shan, yuk mau berangkat sekarang ?" Sapa gue.
"Ayo ayo, aku juga udah gak sabar nih pengen nonton konser Jazz Dimas!!" Ucapnya dengan semangat. Jujur gue udah cemburu banget waktu itu.
"Daf ? Daffa ko ngelamun mulu sih ?"
"Ehhh i-iya iya maaf, ayo ayo!" Jawab gue yang sedang melamun karena terlalu cemburu.
Di jalan gue sama Shania tidak terlalu banyak mengobrol seperti di sms. Sekalinya ngobrol paling ngobrolin tentang Dimas blablablabla... gimana gue ga panas coba-_-
Akhirnya gue sama Shania sampai di Osaka-jo Hall. Tempat Dimas menampilkan konser Jazz-nya. kita sempet tanya-tanya ke orang sekitar tentang letak konser Jazz-nya Dimas, tapi saat gue sama si Shania jalan dikit, disana Valdy, Ruly, Beby, Ayana, dan...... Yuvi udah manggil-manggil.
"Aduh gue haus nih!!" Seru Valdy yang udah lama disana.
"Iya gue juga!" Tanggap Ruly dengan kompak.
"Yaudah, karena gue yang bikin kalian lama nunggu, mending gue beli minum sekarang ya!" Sambut Daffa.
"Iya deh iya!"
"Eh Shan, kamu mau minum gak ? sekalian kita beli bareng!!" Kata Daffa dengan semangat.
"Ah nggak ah, aku udah gak sabar mau nonton konser Jazz-nya Dimas, hehehe, aku nitip aja ya!!" Ucap Shania dengan menengok arah panggung milik Dimas.
"O-ohhiya deh, aku cabut dulu ya!!" Kata gue sambil menahan beberapa rasa kecewa.
"Bzzttt!Bzzztt!!!" Suara getar HP gue.Gue berharap banget kalo itu si Shania yang sms gue, ternyata bener ! gue seneng banget, dan ternyata isinya gini. "Eh Daf, siiniii !! Dimas udah di atas panggung nih, sayang loh kalo terlambat sedikit!!". Jirrr gilaaa gue udah panas jadi panas banget hari ini.
Dengan kecewa gue bales "Iya Shan ini udah mau kesana kok." Akhirnya gue sampai juga di tempat Konser Jazz-nya si Dimas. dan gue liat disana Ruly lagi sama Beby, Valdy lagi sama Ayana, wah ! si Shania sendiri, sekalian gue kasih minum, gue mending samperin dia deh,
"Halo Shaannn !!! nih minuman yang kamu titip."
"Ohiyaaiyaa makasih ya !! Dimas udah di atas panggung, kece banget ya!!" Jawab Shania dengan semangat.
"Ii-iyaa Shan." Jawab gue yang lagi-lagi abis ngelamun. Buset, hari ini gue jadi cemburu banget. Gue langsung sms jarak dekat sama si Valdy.
"Anjir, gue cemburu berat sama si Shania. Dimas mulu yang ada dipikirannya." Gue ketik dengan cepat.
"Ohiya, nanti abis nonton konser lu ikut gue nongkrong di cafe deh. Gue lagi nikmatin permainan si Dimas." Balas Valdy.
"Okee."
Gue langsung fokus nonton lagi. Sementara si Shania rusuh sendiri mengelu-elukan Dimas. Kenapa ? yang gue kira Shania nontonnya kalem tapi kenapa dia jadi yang paling rusuh. Ah, mungkin dia memang suka musik atau jangan-jangan dia suka ke si Dimas. Pikiran gue sekarang negatif mulu. Gue ingin sekali konser ini berakhir atau panggungnya rubuh biar Shania diem.
Akhirnya, konser itu berakhir dengan tepuk tangan dari penonton. Gue salut ke si Dimas, temen gue yang dulunya malu banget kalau disuruh tampil diatas panggung tapi sekarang malah bikin sirik gue ajah. Akhirnya Dimas menghampiri kita semua.
"Eh, makasih ya kalian udah datang!" Kata Dimas.
"Iya Dim, permainan kamu bagus banget." Kata Shania.
"Hehehe, makasih Shan." Ujar Dimas. "Mungkin mereka berdua sama-sama suka." Kata gue dalam hati.
"Iya sama-sama." Kata Shania sambil malu-malu.
"Hoy Dim, permainan lu bikin sirik gue!" Kata Ruly.
"Issshh Rul, jangan gitu." Kata Beby yang terlihat kasihan sama (hidup) Ruly. Hahaha.
"Okeee Dim. Gue cabut dulu ya. Makasih bro." Kata Valdy. Ah mungkin Valdy memancing gue untuk pergi ke Cafe.
"Iya Dim aku juga mau pergi dulu, Makasih Dim." Kata Ayana. Valdy sama Ayana udah keluar.
"Okee makasih kalian!" Kata Dimas.
"Eh Dim, gue juga mau cabut. Makasih ya. Eh Shan mau ikut ?" Kata gue canggung.
"Engga deh, aku mau disini dulu." Kata Shania. Gue langsung keluar. Gue udah gak kuat. Gue langsung cabut ke cafe.
Dijalan, Gue masih mikir, Si Dimas tuh orangnya memang terkenal dan ganteng. Sementara gue ? Cuma anak biasa yang pergi ke jepang karena terus memburu beasiswa buat nyusul Ruly dan Valdy. Pantes ajah si Dimas banyak yang suka terutama Shania. Sementara gue ? Ah gak usah dibahas. Akhirnya gue sampai di cafe.
"Eh Dy, lu sama Ayana ?" Kata gue bingung. Gue kira si Valdy mau ngomong berdua sama gue.
"Iya, nih Ayana mau ngejelasin kenapa Shania bisa gitu." Kata Valdy.
"Daf gini nih. Aku denger dari Valdy kalau kamu tuh suka sama Shania kan ?" Kata Ayana.
"Iya, emang kenapa ?" Tanya gue.
"Shania cerita ke aku kalau kamu tuh cuma di anggap temen sama dia. Dia tuh sebenarnya suka sama Dimas dan Dimasnya juga suka ke Shania." Kata Ayana.
"Kamu tau darimana Shania suka ke Dimas ?" Tanya gue penasaran.
"Aku dikasih tau Valdy." Kata Ayana.
"Iya Daf, bukannya gue mau nyembunyiin cuma gue nantinya kasihan sama lu kalau gue udah cerita. Lu inget kan waktu Dimas ke apartemen ?" Kata Valdy.
"Iya gue inget." Jawab gue.
"Nah pas Dimas mau pulang gue juga kan ikut kebawah bareng dia. Dia cerita ke gue bahwa dia suka ke Shania. Dia bilang Shania tuh cewe humoris dan setia kalau diliat dari matanya." Valdy kembali melontarkan cerita yang membuat gue sakit hati. Bukan cemburu lagi tapi sakit hati. Tiba-tiba handphone gue geter. SMS dari Shania! gue lagsung kasih tau Ayana.
"Eh, Shania SMS aku nih." Kata gue.
"Coba buka." Kata Ayana. Gue akhirnya buka dan isinya..... Ah sudahlah. "Eh Daf, aku baru jadian sama Dimas looh. Hehehe. Kamu seneng gak ?" Hah ? Seneng ? gue sumpah sakit hati banget lalu gue kasih Handphone gue ke Ayana.
"Daf, jangan sakit hati ya. Ada obatnya kok ?" Kata Ayana.
"Obatnya apa ?" Tanya gue.
"Ah nanti juga ada yang ngesms kamu." Jawab Ayana yang bikin gue penasaran setengah mampus.
"Okee, Eh makasih ya udah ngasih tau tentang Shania." Kata gue. Gue langsung pergi ke Namba Parks buat menenangkan diri. Gue jalan-jalan dengan perasaan sakit hati. Handphone gue bergetar lagi. Kali ini bukan dari Shania, tapi dari Ruly. "Eh, si Dimas jadian sama Shania. Lu sabar ajah men." Kata Ruly. Gak gue balas.
Gue berjalan dengan keadaan seperti anak yang belum dikasih makan. Gue kayaknya keliatan pucet karena shock denger si Dimas jadian sama Shania. Gue gak nganggep kalau Dimas itu PHO. Akhirnya gue mengingat-ingat perkataan si Valdy pas pertama kali gue ngeliat Yuvi. "Kenapa sih si Yuvi. Pas ngeliat muka lu daf jadi malu-malu gitu. Mungkin suka kali sama lu." Ah mungkin Yuvi yang dimaksud Ayana.
Tiba-tiba Handphone gue bergetar lagi. Ternyata ini dari nomor tak dikenal.
"Hey!" Singkat banget. Gue gak bales soalnya gue gak kenal.
"Hey ? kenapa gak dibales ?" Dia sekali lagi nge SMS. Daripada ngeSMS mulu mending gue bales.
"Emangnya kamu siapa ?" Kata gue.
"Aku. Yuvi. Hehehe." Hah Yuvi ? Wah Ayana kebangetan nih. Ternyata yang ngesms gue si Yuvi. Gue langsung SMS Ayana dan balasannya seperti ini "Emang, orang itu Yuvi."
"Oooh Yuvi. Hehehe." Balas gue sambil malu-malu.
"Nani wo shite imasu ka ? Lagi apa ?" Yuvi memakai bahasa Jepang. Gue SMS Ayana lagi kenapa Yuvi memakai bahasa jepang. "Dia memang maniak sama Jepang. Ladenin ajah :)" Balas Ayana. Walaupun bahasa jepang gue gak lancar-lancar amat tapi gue akan ngeladenin dia.
"Ongaku wo kiite imasu. Lagi dengerin musik ajah." Gue bohong setengah mampus. Hahaha.
"Eh daf, besok ada acara gak ?" Tanya dia.
"Engga, emangnya kenapa ?" Lah kenapa dia nanya ada acara atau engga. Jelas gue balas "engga ada" soalnya memang gue gak ada acara.
"Besok mau jalan sama aku gak ?" Balas si Yuvi. Gue yang masih patah hati gara-gara Shania jadian sama Dimas. Tapi gue harus Move On. Tapi gue gak mau hal itu terulang lagi ketika Shania SMS gue ngajak jalan untuk pertama kalinya sih gue seneng-seneng ajah. Tapi makin kesini malah Dimas yang diomongin dia. Tapi di lain hal gue ingin mencoba sekali lagi. Sekali lagi!
"Okee deh. Besok malem ya!" Gue mengiyakan.
"Wakarimashita. Oke daf!"
Besoknya gue ngeSMS si Yuvi buat nanti ketemuan dimana. Akhirnya si Yuvi mau ketemuan di Cafe deket sekolah. Cafe yang pernah gue singgahi beberapa kali untuk menunggu Shania. Walaupun lama tapi gue puas. Tapi semuanya sia-sia saat dia sudah jadian sama Dimas. Gue pun berpikir akan sama nantinya seperti dulu. Gue yang menunggu duluan. Kalau kebetulan sih ya gue sama dia sampai di cafe bersamaan.
Akhirnya gue sampai di Cafe dan ternyata Yuvi udah duluan. Dia manis banget. Hahaha. Gue akhirnya menghampiri dia.
"Eh udah lama ?" Sapa Gue.
"Engga kok. Baru ajah nyampe." Kata dia.
"Oh syukurlah."
"Doko e ikimasu ka. Mau pergi kemana ?" Tanya dia dengan bahasa jepang. Gue yang belum begitu lancar bahasa jepang terpaksa harus melafalkannya.
"Oshokuji wa ikaga desu ka. Bagaimana kalau makan ajah ? Di dotombori." Ajak gue dengan bahasa jepang yang masih di bawah rata-rata.
"Okee daf.." Yuvi mengiyakan.
Akhirnya kita berjalan menyusuri kota Osaka ini dengan berjalan kaki. Berdua. Gue mau pegangan tangan sama dia. Namun niat itu diurungkan karena gue nanti dianggep yang aneh-aneh sama Yuvi. Akhirnya kita sampai di Dotombori, di salah satu kedai langganan gue sama Ruly dan Valdy.
"Watashi wa ramen ga ii desu. Aku mau makan mie ramen. Kalau kamu ?" Tanya gue. Gue lagi pengen banget mie ramen.
"Aku juga mie ramen deh." Kata Yuvi.
"Onominono wa ?" Tanya Gue.
"Guurin tii ga ii desu. Aku Green tea ajah." Ah kayaknya dia suka Green tea. Sama kaya gue. Akhirnya gue mesen ke pelayannya. Sehabis pesen tiba-tiba pelayannya nanya. "Anata wa gaaru furendo desuka. Perempuan itu apakah pacarmu nak ?"
"Oh engga-engga. Kita cuma temenan." Jawab gue canggung.
"Hehehe." Yuvi hanya tertawa kecil. Kita akhirnya ngobrol-ngobrol kecil sampai akhirnya makanan itu datang.
"Itadakimasu." Kata gue dan Yuvi berbarengan. Gue makan dengan gaya sok cool agar Yuvi terpesona melihat gue.
Akhirnya setelah makan kita berjalan-jalan mengelilingi Dotombori. Gue merasa tangan gue di senggol si Yuvi mulu. Ini kayaknya kode agar gue mau memegang tangan dia. Akhirnya gue pegang erat tangan dia dan dia pun membalasnya. Gue berjalan terus menuju Namba Parks.
"Eh Yuv, mau ke Namba Parks ?" Tanya gue.
"Mau deh mau." Jawab dia.
"Eh gak kenapa-napa nih aku pegangan tangan sama kamu ?" Tanya gue.
"Ah engga apa-apa daf." Jawab dia. Waaaaaaaaaahhhhhhh kayaknya malam ini malam yang paling indah bersama satu perempuan yang gue baru kenal. hahaha.
Akhirnya setelah kita berjalan-jalan, gue anter Yuvi pulang. Yuvi sama seperti Shania. Tinggal di rumah Ayana. Namun ada berbeda, Dia terlihat lebih pendek dari Shania namun mukanya yang imut membuat gue sedikit melupakan Shania.
"Eh makasih ya Daf buat hari ini ? Mau masuk gak ?" Tanya dia. Ah ini sih gak jauh beda sama Shania. Tapi gue mengiyakan siapa tau ada si Valdy dan Ruly.
Eh ternyata di dalem ada si Ruly sama si Valdy. Yuvi langsung pergi keatas. Gue lihat tidak ada tanda-tanda keberadaan Shania disini. Mungkin dia lagi pergi sama Dimas.
"Eh lu masih disini ? Kirain gue lu bedua udah pulang." Kata gue sambil duduk di sebeah mereka.
"Iya bentar lagi juga pulang." Kata Valdy.
"Ciee yang baru jalan berduaan sama Yuvi. Cerita dong daf. hehehe." Kata Ayana.
"Hah lo jalan berdua sama Yuvi ?" Tanya Valdy.
"Iya." Kata gue singkat.
"Gak ngasih tau gue lu ah. Hahaha." Kata Valdy.
"Eh Ay, Beby kemana ?" Tanya Ruly.
"Ah diatas. Bentar lagi juga turun." Jawab Ayana.
"Tuh rul orangnya." Kata gue.
"Eh ada Daffa, Abis jalan-jalan kemana sama Yuvi ?" Tanya Beby yang baru turun.
"Kemana-mana." Jawab gue asal.
"Ih orang ditanya serius." Kesal Beby.
"Hahaha." Gue tertawa kecil. Kami semua mengobrol satu sama lain, dan kami tidak sadar kalau waktu sudah larut malam.
"Eh ay, Aku pulang dulu ya udah malem." Kata Valdy. Memang jam sudah menunjukan pukul 11 malam.
"Siapa bilang siang. Yaudah hati-hati ya." Jawab Ayana.
"Eh, beb aku juga ya." Kata Ruly.
"Iya deh hehehe Hati-hati rul." Kata Beby. Mereka berdua udah punya pacar sementara gue belum.
Akhirnya kita bertiga jalan menuju apartemen.
Setelah sampai gue langsung rebahan sebentar sambil memikirkan apa yang gue lakukan tadi bersama Yuvi. Makan bersama, Bersenda gurau, dan Berjalan sambil berpegangan tangan sama dia. Gue pukul perut gue dan ternyata sakit. Bukan mimpi. Tapi gue muntah berdarah. Hahaha. Muntah karena cinta. Hahaha.
"Iya Pasti kok!"
Akhirnya gue ngedatengin dia di tempat biasa. saat gue nyampe disana, gilaaaa ada bidadari kinclong bener aduh dengan seketika gue langsung keluar keringet dingin sambil nahan malu.
"Hai Shan, yuk mau berangkat sekarang ?" Sapa gue.
"Ayo ayo, aku juga udah gak sabar nih pengen nonton konser Jazz Dimas!!" Ucapnya dengan semangat. Jujur gue udah cemburu banget waktu itu.
"Daf ? Daffa ko ngelamun mulu sih ?"
"Ehhh i-iya iya maaf, ayo ayo!" Jawab gue yang sedang melamun karena terlalu cemburu.
Di jalan gue sama Shania tidak terlalu banyak mengobrol seperti di sms. Sekalinya ngobrol paling ngobrolin tentang Dimas blablablabla... gimana gue ga panas coba-_-
Akhirnya gue sama Shania sampai di Osaka-jo Hall. Tempat Dimas menampilkan konser Jazz-nya. kita sempet tanya-tanya ke orang sekitar tentang letak konser Jazz-nya Dimas, tapi saat gue sama si Shania jalan dikit, disana Valdy, Ruly, Beby, Ayana, dan...... Yuvi udah manggil-manggil.
"Aduh gue haus nih!!" Seru Valdy yang udah lama disana.
"Iya gue juga!" Tanggap Ruly dengan kompak.
"Yaudah, karena gue yang bikin kalian lama nunggu, mending gue beli minum sekarang ya!" Sambut Daffa.
"Iya deh iya!"
"Eh Shan, kamu mau minum gak ? sekalian kita beli bareng!!" Kata Daffa dengan semangat.
"Ah nggak ah, aku udah gak sabar mau nonton konser Jazz-nya Dimas, hehehe, aku nitip aja ya!!" Ucap Shania dengan menengok arah panggung milik Dimas.
"O-ohhiya deh, aku cabut dulu ya!!" Kata gue sambil menahan beberapa rasa kecewa.
"Bzzttt!Bzzztt!!!" Suara getar HP gue.Gue berharap banget kalo itu si Shania yang sms gue, ternyata bener ! gue seneng banget, dan ternyata isinya gini. "Eh Daf, siiniii !! Dimas udah di atas panggung nih, sayang loh kalo terlambat sedikit!!". Jirrr gilaaa gue udah panas jadi panas banget hari ini.
Dengan kecewa gue bales "Iya Shan ini udah mau kesana kok." Akhirnya gue sampai juga di tempat Konser Jazz-nya si Dimas. dan gue liat disana Ruly lagi sama Beby, Valdy lagi sama Ayana, wah ! si Shania sendiri, sekalian gue kasih minum, gue mending samperin dia deh,
"Halo Shaannn !!! nih minuman yang kamu titip."
"Ohiyaaiyaa makasih ya !! Dimas udah di atas panggung, kece banget ya!!" Jawab Shania dengan semangat.
"Ii-iyaa Shan." Jawab gue yang lagi-lagi abis ngelamun. Buset, hari ini gue jadi cemburu banget. Gue langsung sms jarak dekat sama si Valdy.
"Anjir, gue cemburu berat sama si Shania. Dimas mulu yang ada dipikirannya." Gue ketik dengan cepat.
"Ohiya, nanti abis nonton konser lu ikut gue nongkrong di cafe deh. Gue lagi nikmatin permainan si Dimas." Balas Valdy.
"Okee."
Gue langsung fokus nonton lagi. Sementara si Shania rusuh sendiri mengelu-elukan Dimas. Kenapa ? yang gue kira Shania nontonnya kalem tapi kenapa dia jadi yang paling rusuh. Ah, mungkin dia memang suka musik atau jangan-jangan dia suka ke si Dimas. Pikiran gue sekarang negatif mulu. Gue ingin sekali konser ini berakhir atau panggungnya rubuh biar Shania diem.
Akhirnya, konser itu berakhir dengan tepuk tangan dari penonton. Gue salut ke si Dimas, temen gue yang dulunya malu banget kalau disuruh tampil diatas panggung tapi sekarang malah bikin sirik gue ajah. Akhirnya Dimas menghampiri kita semua.
"Eh, makasih ya kalian udah datang!" Kata Dimas.
"Iya Dim, permainan kamu bagus banget." Kata Shania.
"Hehehe, makasih Shan." Ujar Dimas. "Mungkin mereka berdua sama-sama suka." Kata gue dalam hati.
"Iya sama-sama." Kata Shania sambil malu-malu.
"Hoy Dim, permainan lu bikin sirik gue!" Kata Ruly.
"Issshh Rul, jangan gitu." Kata Beby yang terlihat kasihan sama (hidup) Ruly. Hahaha.
"Okeee Dim. Gue cabut dulu ya. Makasih bro." Kata Valdy. Ah mungkin Valdy memancing gue untuk pergi ke Cafe.
"Iya Dim aku juga mau pergi dulu, Makasih Dim." Kata Ayana. Valdy sama Ayana udah keluar.
"Okee makasih kalian!" Kata Dimas.
"Eh Dim, gue juga mau cabut. Makasih ya. Eh Shan mau ikut ?" Kata gue canggung.
"Engga deh, aku mau disini dulu." Kata Shania. Gue langsung keluar. Gue udah gak kuat. Gue langsung cabut ke cafe.
Dijalan, Gue masih mikir, Si Dimas tuh orangnya memang terkenal dan ganteng. Sementara gue ? Cuma anak biasa yang pergi ke jepang karena terus memburu beasiswa buat nyusul Ruly dan Valdy. Pantes ajah si Dimas banyak yang suka terutama Shania. Sementara gue ? Ah gak usah dibahas. Akhirnya gue sampai di cafe.
"Eh Dy, lu sama Ayana ?" Kata gue bingung. Gue kira si Valdy mau ngomong berdua sama gue.
"Iya, nih Ayana mau ngejelasin kenapa Shania bisa gitu." Kata Valdy.
"Daf gini nih. Aku denger dari Valdy kalau kamu tuh suka sama Shania kan ?" Kata Ayana.
"Iya, emang kenapa ?" Tanya gue.
"Shania cerita ke aku kalau kamu tuh cuma di anggap temen sama dia. Dia tuh sebenarnya suka sama Dimas dan Dimasnya juga suka ke Shania." Kata Ayana.
"Kamu tau darimana Shania suka ke Dimas ?" Tanya gue penasaran.
"Aku dikasih tau Valdy." Kata Ayana.
"Iya Daf, bukannya gue mau nyembunyiin cuma gue nantinya kasihan sama lu kalau gue udah cerita. Lu inget kan waktu Dimas ke apartemen ?" Kata Valdy.
"Iya gue inget." Jawab gue.
"Nah pas Dimas mau pulang gue juga kan ikut kebawah bareng dia. Dia cerita ke gue bahwa dia suka ke Shania. Dia bilang Shania tuh cewe humoris dan setia kalau diliat dari matanya." Valdy kembali melontarkan cerita yang membuat gue sakit hati. Bukan cemburu lagi tapi sakit hati. Tiba-tiba handphone gue geter. SMS dari Shania! gue lagsung kasih tau Ayana.
"Eh, Shania SMS aku nih." Kata gue.
"Coba buka." Kata Ayana. Gue akhirnya buka dan isinya..... Ah sudahlah. "Eh Daf, aku baru jadian sama Dimas looh. Hehehe. Kamu seneng gak ?" Hah ? Seneng ? gue sumpah sakit hati banget lalu gue kasih Handphone gue ke Ayana.
"Daf, jangan sakit hati ya. Ada obatnya kok ?" Kata Ayana.
"Obatnya apa ?" Tanya gue.
"Ah nanti juga ada yang ngesms kamu." Jawab Ayana yang bikin gue penasaran setengah mampus.
"Okee, Eh makasih ya udah ngasih tau tentang Shania." Kata gue. Gue langsung pergi ke Namba Parks buat menenangkan diri. Gue jalan-jalan dengan perasaan sakit hati. Handphone gue bergetar lagi. Kali ini bukan dari Shania, tapi dari Ruly. "Eh, si Dimas jadian sama Shania. Lu sabar ajah men." Kata Ruly. Gak gue balas.
Gue berjalan dengan keadaan seperti anak yang belum dikasih makan. Gue kayaknya keliatan pucet karena shock denger si Dimas jadian sama Shania. Gue gak nganggep kalau Dimas itu PHO. Akhirnya gue mengingat-ingat perkataan si Valdy pas pertama kali gue ngeliat Yuvi. "Kenapa sih si Yuvi. Pas ngeliat muka lu daf jadi malu-malu gitu. Mungkin suka kali sama lu." Ah mungkin Yuvi yang dimaksud Ayana.
Tiba-tiba Handphone gue bergetar lagi. Ternyata ini dari nomor tak dikenal.
"Hey!" Singkat banget. Gue gak bales soalnya gue gak kenal.
"Hey ? kenapa gak dibales ?" Dia sekali lagi nge SMS. Daripada ngeSMS mulu mending gue bales.
"Emangnya kamu siapa ?" Kata gue.
"Aku. Yuvi. Hehehe." Hah Yuvi ? Wah Ayana kebangetan nih. Ternyata yang ngesms gue si Yuvi. Gue langsung SMS Ayana dan balasannya seperti ini "Emang, orang itu Yuvi."
"Oooh Yuvi. Hehehe." Balas gue sambil malu-malu.
"Nani wo shite imasu ka ? Lagi apa ?" Yuvi memakai bahasa Jepang. Gue SMS Ayana lagi kenapa Yuvi memakai bahasa jepang. "Dia memang maniak sama Jepang. Ladenin ajah :)" Balas Ayana. Walaupun bahasa jepang gue gak lancar-lancar amat tapi gue akan ngeladenin dia.
"Ongaku wo kiite imasu. Lagi dengerin musik ajah." Gue bohong setengah mampus. Hahaha.
"Eh daf, besok ada acara gak ?" Tanya dia.
"Engga, emangnya kenapa ?" Lah kenapa dia nanya ada acara atau engga. Jelas gue balas "engga ada" soalnya memang gue gak ada acara.
"Besok mau jalan sama aku gak ?" Balas si Yuvi. Gue yang masih patah hati gara-gara Shania jadian sama Dimas. Tapi gue harus Move On. Tapi gue gak mau hal itu terulang lagi ketika Shania SMS gue ngajak jalan untuk pertama kalinya sih gue seneng-seneng ajah. Tapi makin kesini malah Dimas yang diomongin dia. Tapi di lain hal gue ingin mencoba sekali lagi. Sekali lagi!
"Okee deh. Besok malem ya!" Gue mengiyakan.
"Wakarimashita. Oke daf!"
Besoknya gue ngeSMS si Yuvi buat nanti ketemuan dimana. Akhirnya si Yuvi mau ketemuan di Cafe deket sekolah. Cafe yang pernah gue singgahi beberapa kali untuk menunggu Shania. Walaupun lama tapi gue puas. Tapi semuanya sia-sia saat dia sudah jadian sama Dimas. Gue pun berpikir akan sama nantinya seperti dulu. Gue yang menunggu duluan. Kalau kebetulan sih ya gue sama dia sampai di cafe bersamaan.
Akhirnya gue sampai di Cafe dan ternyata Yuvi udah duluan. Dia manis banget. Hahaha. Gue akhirnya menghampiri dia.
"Eh udah lama ?" Sapa Gue.
"Engga kok. Baru ajah nyampe." Kata dia.
"Oh syukurlah."
"Doko e ikimasu ka. Mau pergi kemana ?" Tanya dia dengan bahasa jepang. Gue yang belum begitu lancar bahasa jepang terpaksa harus melafalkannya.
"Oshokuji wa ikaga desu ka. Bagaimana kalau makan ajah ? Di dotombori." Ajak gue dengan bahasa jepang yang masih di bawah rata-rata.
"Okee daf.." Yuvi mengiyakan.
Akhirnya kita berjalan menyusuri kota Osaka ini dengan berjalan kaki. Berdua. Gue mau pegangan tangan sama dia. Namun niat itu diurungkan karena gue nanti dianggep yang aneh-aneh sama Yuvi. Akhirnya kita sampai di Dotombori, di salah satu kedai langganan gue sama Ruly dan Valdy.
"Watashi wa ramen ga ii desu. Aku mau makan mie ramen. Kalau kamu ?" Tanya gue. Gue lagi pengen banget mie ramen.
"Aku juga mie ramen deh." Kata Yuvi.
"Onominono wa ?" Tanya Gue.
"Guurin tii ga ii desu. Aku Green tea ajah." Ah kayaknya dia suka Green tea. Sama kaya gue. Akhirnya gue mesen ke pelayannya. Sehabis pesen tiba-tiba pelayannya nanya. "Anata wa gaaru furendo desuka. Perempuan itu apakah pacarmu nak ?"
"Oh engga-engga. Kita cuma temenan." Jawab gue canggung.
"Hehehe." Yuvi hanya tertawa kecil. Kita akhirnya ngobrol-ngobrol kecil sampai akhirnya makanan itu datang.
"Itadakimasu." Kata gue dan Yuvi berbarengan. Gue makan dengan gaya sok cool agar Yuvi terpesona melihat gue.
Akhirnya setelah makan kita berjalan-jalan mengelilingi Dotombori. Gue merasa tangan gue di senggol si Yuvi mulu. Ini kayaknya kode agar gue mau memegang tangan dia. Akhirnya gue pegang erat tangan dia dan dia pun membalasnya. Gue berjalan terus menuju Namba Parks.
"Eh Yuv, mau ke Namba Parks ?" Tanya gue.
"Mau deh mau." Jawab dia.
"Eh gak kenapa-napa nih aku pegangan tangan sama kamu ?" Tanya gue.
"Ah engga apa-apa daf." Jawab dia. Waaaaaaaaaahhhhhhh kayaknya malam ini malam yang paling indah bersama satu perempuan yang gue baru kenal. hahaha.
Akhirnya setelah kita berjalan-jalan, gue anter Yuvi pulang. Yuvi sama seperti Shania. Tinggal di rumah Ayana. Namun ada berbeda, Dia terlihat lebih pendek dari Shania namun mukanya yang imut membuat gue sedikit melupakan Shania.
"Eh makasih ya Daf buat hari ini ? Mau masuk gak ?" Tanya dia. Ah ini sih gak jauh beda sama Shania. Tapi gue mengiyakan siapa tau ada si Valdy dan Ruly.
Eh ternyata di dalem ada si Ruly sama si Valdy. Yuvi langsung pergi keatas. Gue lihat tidak ada tanda-tanda keberadaan Shania disini. Mungkin dia lagi pergi sama Dimas.
"Eh lu masih disini ? Kirain gue lu bedua udah pulang." Kata gue sambil duduk di sebeah mereka.
"Iya bentar lagi juga pulang." Kata Valdy.
"Ciee yang baru jalan berduaan sama Yuvi. Cerita dong daf. hehehe." Kata Ayana.
"Hah lo jalan berdua sama Yuvi ?" Tanya Valdy.
"Iya." Kata gue singkat.
"Gak ngasih tau gue lu ah. Hahaha." Kata Valdy.
"Eh Ay, Beby kemana ?" Tanya Ruly.
"Ah diatas. Bentar lagi juga turun." Jawab Ayana.
"Tuh rul orangnya." Kata gue.
"Eh ada Daffa, Abis jalan-jalan kemana sama Yuvi ?" Tanya Beby yang baru turun.
"Kemana-mana." Jawab gue asal.
"Ih orang ditanya serius." Kesal Beby.
"Hahaha." Gue tertawa kecil. Kami semua mengobrol satu sama lain, dan kami tidak sadar kalau waktu sudah larut malam.
"Eh ay, Aku pulang dulu ya udah malem." Kata Valdy. Memang jam sudah menunjukan pukul 11 malam.
"Siapa bilang siang. Yaudah hati-hati ya." Jawab Ayana.
"Eh, beb aku juga ya." Kata Ruly.
"Iya deh hehehe Hati-hati rul." Kata Beby. Mereka berdua udah punya pacar sementara gue belum.
Akhirnya kita bertiga jalan menuju apartemen.
Setelah sampai gue langsung rebahan sebentar sambil memikirkan apa yang gue lakukan tadi bersama Yuvi. Makan bersama, Bersenda gurau, dan Berjalan sambil berpegangan tangan sama dia. Gue pukul perut gue dan ternyata sakit. Bukan mimpi. Tapi gue muntah berdarah. Hahaha. Muntah karena cinta. Hahaha.
No comments:
Post a Comment