Pages

Standupwrongway Fanfict JKT48 : Scholarship Love 2 (Part1)

Tuesday 24 June 2014
*3 Tahun kemudian*

"Selamat Anniversary ke 3 Tahun ya Sayang, Aku minggu depan ke Jepang kok!" Gue ngirim email ke Yuvi.

Sudah 3 tahun gue pacaran sama Yuvi dan gue pun udah lulus dari Osaka University dengan nilai terbaik kedua se-fakultas. Gue sekarang lagi di Indonesia, ketemu sama Bokap dan Nyokap, gue udah kangen banget sama mereka berdua. Gue bahkan sempat mau dimasukan ke kolom "Orang Hilang" di koran karena Nyokap lupa kalau gue lagi kuliah di Jepang.



Gue sekarang lagi magang di sebuah kantor Penerbit Buku di Osaka. Gue pun punya hasrat buat boker sambil handstand ingin kulaih lagi di Jepang. Tetapi sekarang bukan tergantung gue lagi, Tapi dari Nyokap dan Bokap.

"Ma, aku pengen kuliah lagi." Kata gue ke Nyokap.

"Itusih terserah kamu, kamu mau kuliah dimana ? UI, ITB ?" Tanya Nyokap.

"Aku sih gak mau di Indonesia sih, Aku pengen kuliah di Jepang lagi." Kata Gue.

"Apa?" Teriak Nyokap. "Kamu gak kasihan sama Mama gak ada temen ?"

"Bukannya gak kasihan, tapi aku emang lebih enak di Jepang." Kata Gue kalem.

"Apasih teriak-teriak ?" Bokap menyambar, bagai petir tak diundang.

"Tuh si Daffa mau kuliah lagi di Jepang." Nyokap Menjelaskan. "Nanti disini mama gak ada temen, lagian kakak-kakaknya juga udah pada kerja, di luar negeri lagi."

"Tapi pa, aku lebih enak di Jepang." Gue membela diri sekaligus takut di cap anak durhaka sama Nyokap.

"Emangnya di Indonesia gak enak apanya sih ?" Tanya Nyokap.

"Ma, kalau di Jepang tuh sistem pendidikannya tuh, beuh 5x lipat dari Indonesia. Makanya nilai aku bisa gede gitu karena sistemnya buat aku nyaman." Kata gue panjang lebar, padahal gue ngomong gitu cuma akal-akalan gue ajah biar dibolehin kuliah (lagi) di Jepang.

"Daf, ikut papa sekarang." Kata bokap sambil ngibrit ngambil kunci mobil.

Buat apa Bokap ngajak gue jalan saat situasi sedang begini, apakah bokap mau nasehatin gue buat gak kuliah di Jepang ? Ah otak gue serasa mau hancur.

Seandainya gue gak ke Jepang, mungkin gue jarang banget ketemu Yuvi. Dia tuh, gak ketemu 1 jam ajah bikin kangen.

"Kamu bener mau kuliah di Jepang lagi ?" Tanya Bokap.

"Iya pa." Jawab gue.

"Kalau mau di Jepang sih Papa saranin di Hokkaido Univeristy ajah, soalnya Papa banyak kenalan." Seru Bokap.

"Yaaaaahhhhhh, Jauh dari Osaka pa." Kata gue kesal.

"Lah emangnya kenapa ? di Osaka ada apaan emangnya ?" Tanya Bokap sedikit menaikan tempo bicaranya.

"Soalnya aku juga udah punya pacar di Osaka." Kata gue jujur. Jujur lebih baik daripada bohong, tapi bohong lebih baik daripada fitnah *loohh

"Kok papa belum tau kamu udah punya pacar ?" Tanya Bokap dengan memasang tampang heran kenapa anak yang mukanya mirip tembok rengginang ini bisa punya pacar.

"Yang tau juga cuma Kak Hanna pa, emangnya Kak Hanna gak pernah cerita ?" Tanya gue bingung, kirain Kak Hanna ngasih tau Bokap eh ternyata gak.

"Gak ada cerita dia, udah berapa lama kamu pacaran ?" Tanya Bokap yang tampaknya sudah siap mewawancarai gue.

"3 Tahun." Jawab gue singkat.

"Apa!" Bokap terkejut mendengar jawaban gue. "3 Tahun Papa sama Mama gak tau ? Astaga. Huh kalau punya pacar jangan disembunyiin, ajak dia main ke rumah. Lagian umur kamu udah 22 tahun kok, masa masih kucing-kucingan."

"Ya deh kapan-kapan aku ajak dia ke rumah." Kata gue sambil tertawa kecil karena malu dibilang bokap pacaran kok kucing-kucingan dan gue juga tau orang tua Yuvi gak tau kalau dia udah pacaran juga.

"Yaudah, papa sekolahin kamu di Hokkaido ya, Di fakultas Sastra." Kata Bokap. Gue sempet mau nolak karena bakal jauh dari Yuvi, tapi gak apa-apalah yang penting gue udah dibolehin belajar di Jepang lagi.

"Iya." Jawab gue sambil menggaruk kepala karena udah gak keramas seminggu.

"Yaudah lusa langsung ke Jepang. Papa temenin kamu sampai Hokkaido buat daftarin kamu disana, nanti kamu disana Papa cariin Manshon." Manshon sendiri adalah tempat tinggal yang lebih mewah daripada Apartemen. Apartemen di Jepang berbeda dengan yang di Indonesia. Apartemen di Indonesia biasanya terkesan mewah dan mahal tapi di Jepang sebaliknya. Tapi Apartemen Ruly dan Valdy di Osaka termasuk yang bagus.

Bokap sekarang lebih memberi kepercayaan kepada gue buat belajar di Hokkaido dan gak seperti yang dulu di Osaka, dia cuma ngasih uang jajan dan tempat tinggal menyuruh gue untuk mencari sendiri.

Tau kalau gue bakal kuliah di Hokkaido gue ngirim email ke Ruly, Valdy dan Kak Hanna. 1 Tahun yang lalu kita bertiga pisah, Ruly kerja di Amerika. Sementara Valdy gue gak tau soalnya jarang komunikasi sama dia, Kalau sama Ruly hampir setiap hari. Yang gue tau dari Valdy katanya dia kerja di tawarin kerja di London. Kedua temen gue hebat banget bisa kerja di tempat kayak gitu, sementara itun gue lebih milih Jepang karena gue udah paham benar Budaya, Bahasa, dan cewe-cewenya yang imut.

Gue kali ini gak ngasih tau Yuvi kalau gue Bakal ke Jepang lebih awal dan tau kalau gue akan tinggal jauh dari dia.

"Wezz hebat adikku, good luck ya! Tapi pasti jauh dari pacar kamu kan ? pasti kamu di Hokkaido gak bakal enak terus deh karena rindu tak terobati nantinya!"

Udah ah kakak ngomong apaan sih! Yaudah Ganbatte ya!
" Email balasan Kak Hanna membuat gue berpikir dua kali untuk ke Jepang, tapi gue masih mau belajar!

Seperti apa Hokkaido ? Sapporo ? Niseko ? Cicendo ? Cimahi ? Cicadas ? gue gak sabar buat belajar disana dan di sisi lain juga gue akan merasakan bagaimana jauh dari Yuvi....

To be a Continued.

No comments:

Post a Comment